Sabtu, 23 April 2011

prosesi ruwat bumi di banjarnegara

RUWAT BUMI

Keanekaragaman di Indonesia terbentuk dari suatu kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya mengikat dan turun temurun dari generasi ke generasi dari suatu kelompok-kelompok kecil yang tersebar di selruh pelosok negeri, dan dari sekian banyak bagian tersebut tidak ada yang identik. di bawah ini saya akan mengangkat  suatu kebiasaan yang telah ada dari berpuluh tahun yang lalu yang ada di desa saya dan kebiasaan ini di sebut Ruwat Bumi.
Ruwat bumi berasal dari dua suku kata yaitu "ruwat" yang berarti merawat,membersihkan, juga bisa diartikan menata ulang.Dan "bumi" yang berarti alam atau tanah tumpah darah.
Memang sebagian dari anda yang belum tau makna dari istilah tersebut akan terasa asing mendengarnya.
Saya akan mencoba menjelaskan apa yang saya tau dari istilah di atas. Dimulai dari kebiasaan di desa saya, tepatnya desa balun kecamatan wanayasa kabupaten banjarnegara, terdapat suatu kebiasaan yang di lakukan setiap tahunnya, yaitu pada bulan dzulhijrah. Pada bulan ini masyarakat di desa kami mengadakan suatu perhelatan atau hajatan yang sifatnya akbar dan umum, hajatan ini biasanya di meriahkan dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntup. masyarakat di desa kami bergotog royong mengmupulkan dana untuk membiyayai pertunjukan tersebut.
Dari keterangan di atas sekilas ruwat bumi merupakan sebuah bentuk pesta pora, tetapi di balik itu semua ada makna yang besar dan mulia terkandung di dalamnya, yaitu suatu bentuk rasa syukur terhadap karunia Tuhan dimana menurut masyarakat di desa kami bahwa tanah yang subur dan hasil pertanian yang melimpah akan lebih berkah bila di syukuri dan di nikmati secara seksama.
rangakaian prosesi ini di mulai dari musyawarah dari tokoh da perangkat desa setempat guna membahas acara akan di mulai kapan dan setelah di sepakati maka akan di tentukan siapa saja yang menjadi pengurus organisasi yang sifatnya sementara ini. tahap selanjutnya adalah acara kerja bakti dari seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama membersihkan desa, dari mata air, sungai, lingkungan sekitar dan termasuk makam yang ada di desa kami, rasa kebersamaan dan suka cita menjadi dasar dari kegiatan tersebut, setelah acara di atas selesai tibalah acara puncak yaitu seluruh masyarakat baik besar, kecil, tua dan muda berkumpul di masjid untuk mengadakan doa bersama dan setelah doa bersama selesai akan di adakan acara makan bersama, masyarakat kami percaya dengan bermbahasah bersama maka doa akan lebih afdhal dan lebih terasa hikmat dengan harapan akan di beri kesehatan, kelimpahan rizki dan keselamatan oleh sang pencipta.
Dari beberapa penjelasan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa Ruwat Bumi merupakan suatu bentuk rasa sykur terhadap Tuhan atas karunia yang diberikan,terlepas dari prosesnya yang sedemikian sehingga tetap mempunyai tujuan yang mulia